Breaking News
Categories
  • Budaya
  • Filsafat
  • Kesehatan
  • News
  • Opini
  • Pendidikan
  • Photo
  • Profil
  • Religi
  • Sastra
  • Tips
  • PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 𝑽 SDI AIMERE PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMAKA TOLIK TAHUN PEMBELAJARAN 2024/2025

    Agu 14 202523 Dilihat

     

    Oleh:

    Klaudenthius Febryano Obar Jaman
      Guru Pada Sekolah Dasar Inpres Aimere

    Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswapada mata pelajaranPendidikan Agama Katolik Tahun Pelajaran 2024/2025. Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah rendahnya keaktifan belajarsiswa pada pelajaran Pendidikan Agama Katolik, guru hanya ceramah, guru menjelaskan materi kemudian memberikan contoh dan diakhiri dengan pemberian soal-soal latihan, guru juga cendrung dalam menjelaskan materi yang di ajarkan dalam peroses pembelejaran pada kelas 𝑉 SD pada mata pelajaranPendidikanAgama Katolik Tahun Pelajaran 2024/2025. Jenis Penelitian yang di gunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang berlangsung dalam dua siklus. Masing-masing siklusdilaksanakansesuairencanapelaksanaanpembelajaran(RPP)yangtelahdibuat dan di bagi dalam empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian siswa kelas V yang berjumlah 22 orang siswa. Instrumen yang yang digunakan di dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan tes tulis. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswadengan menerapkan model Number Head Together (NHT) berdasarkan perolehan hasil tes yaitu pada siswa siklus I. Hasil belajar siswa di peroleh nilai rata-rata siswa dari siswa kelas 𝑉 SD adalah 69,32% dengan ketuntasan klasikal 54,5% dimana terdapat 12 siswa yang tuntas dan 10 orang tidak tuntas. Secara kontinum bahwa hasil belajar masih di bawah setandar, dilihat dari hasil ketuntasan klasikal harus mencapai 85%. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model Number Head Together (NHT) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik Tahun Pelajaran 2024/2025 dikatakan tuntas, ini dapat dilihat darinilai rata-rata siswa siswa kelas VSD sebesar 88,18% dan ketuntasan klasikalnya sebesar 90,90%. Jadi pemamparan di atas dapat di lihat bahwa yang menggunakan model Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar sesuai dengan data yang di atas.
    Kata Kunci: Keaktifan Belajar, Model Number Head Together (NHT), Dan Pelajaran Agama Katolik.

    PENDAHULUAN
    Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Pengakuan guru sebagai tenaga profesional merupakan bagian dari pembaharuan sistem pendidikan nasional. Mengutip defenisi guru menurut Undang- Undang Guru (2011:2-5), secara umum berbunyi:
    “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anakusia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal, yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional dibuktikan dengansertifikat pendidik.”
    Defenisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa mututidaknya pendidikan, bukan ditentukan olehbagusnya kurikulum, akan tetapijuga di dukung oleh guru-guru dalam memilih metode pembelajaran di kelas.Sebagai tenaga pendidik, guru harus berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Upaya meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan memperbaiki metode pembelajaran yang selama ini dalam kegiatan belajar mengajar di kelas cendrung kurang efektif dan efisien terhadap ketuntasan belajar siswa. Guru tidak lagi dianggap sekedar sebagai penerima pembaharuan dari hasil penelitian, melainkan juga bertanggung jawab sebagai perancang (designer) danpelaku penelitian. Penelitian dengan pendekatan ini dapat dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dilakukan ketika guru menghadapi masalah yang berkaitan dengan strategi belajar mengajar, dimana hasil belajar siswa tidak optimal. Menurut Trianto (2012:13) mengungkapkan bahwa: “Penelitian Tindakan Kelas (PTK)berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas.”
    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sangat bermanfaat bagi guru/calon guru dapat menemukan penyelesaian bagi masalah yang terjadi di kelasnya sendiri, bukan di kelas guru atau calon yang lain, tentu saja dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu, sebagai penelitian praktis, PTK dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tugasutama guru atau calon guru, yaitu mengajar di dalam kelas sehingga tidak perlu harus meninggalkan siswa. Dengan demikian, PTK merupakan suatu penelitian yang melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah- masalah aktual yang dialami oleh guru atau calon guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, di harapkan guru memiliki peran ganda, yaitu sebagai praktis sekaligus peneliti.
    Harapan kemampuan yang harus dikuasai oleh guru adalah memilih sekaligus menerapkan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran cendrung menciptkan suasana atau iklim belajar mengajar yang dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk senantiasa belajar dengan bersemangat. Pemilihanmodel pembelajaran yang menarik dan tepat akan berdampak pada pencapaian hasil belajar.
    Hasil belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga pengetahuan untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri individu yang belajar. Biasanya, penilaian hasil belajar siswa ada yang memuaskan dan tidak memuaskan.
    Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Geografi merupakan pembelajaran yang bersifat hafalan dan berbentuk ceramah, dengan materi pelajaran yang cukup padat serta sering berganti materi karena mengikuti perkembangan kurikulum, juga menjadi hambatan yang cukup berat bagi siswauntuk dapat memperoleh hasil belajarsecara maksimal.
    Upaya meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan memperbaiki metode pembelajaran yang selama ini dalam kegiatan belajar mengajar di kelas cendrung kurang efektif dan efisien terhadap ketuntasan belajar siswa. Guru tidak lagi dianggap sekedar sebagai penerima pembaharuan dari hasil penelitian, melainkan juga bertanggung jawab sebagai perancang (designer) danpelaku penelitian. Penelitian dengan pendekatan ini dapat dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dilakukan ketika guru menghadapi masalah yang berkaitan dengan strategi belajar mengajar, dimana hasil belajar siswa tidak optimal. Menurut Trianto (2012:13) mengungkapkan bahwa:
    “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berasaldariistilahbahasaInggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas.”
    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sangat bermanfaat bagi guru/calon guru dapat menemukan penyelesaian bagi masalahyang terjadi di kelasnya sendiri, bukan di kelas guru atau calon yang lain, tentu saja dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevansecara kreatif. Selain itu, sebagai penelitian praktis, PTK dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tugas utama guru atau calon guru, yaitu mengajar di dalam kelas sehingga tidak perlu harus meninggalkan siswa. Dengan demikian, PTK merupakan suatu penelitian yang melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah aktual yang dialami oleh guru atau calon guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, di harapkan guru memiliki peran ganda, yaitu sebagai praktis sekaligus peneliti.

    Harapan kemampuan yang harus dikuasai oleh guru adalah memilih sekaligus menerapkan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran cendrung menciptkan suasana atau iklim belajar mengajar yang dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk senantiasa belajar dengan bersemangat. Pemilihanmodel pembelajaran yang menarik dan tepat akan berdampak pada pencapaian hasil belajar.
    Pendekatan pembelajaran yang diterapkan di sekolah-sekolah bervariasi, tidak semua pendekatan yang diterapkan sama efektifnya untuk diterapkan pada bidang studi atau pokok bahasan mata pelajaran tertentu. Guru sebagai pengelola pembelajaran perlu mempertimbangkan kesesuaian pendekatan yang akan diterapkan dengan materi yang akan dipelajari dan tujuan yang ingin dicapai. Guru hendaknya memilih pendekatan yang sesuai dengan materi, kondisi dan tujuan pembelajaran, agar penerapan pendekatan dalam pembelajaran memberikan hasil yang optimal.
    Guru yang mampu mengajar dengan baik tentu akan menghasilkan kualitas siswa yang baik pula. Seorang guru membutuhkan keterampilan mengajar yang lebih dibandingkan dengan orang yang bukan guru. Guru harus kaya dengan metode, strategi mengajar, dan itu semua harus ditempuh melalui proses jenjangpendidikan.
    Berdasarkan permasalah di sdi Gemo yang mengalami kendala dalam proses belajar mengajar karena hanya menggunakan metode ceramah selama peroses pembelajaran berlangsung. Untuk itu, peneliti menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) untuk meningkatkan meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa kelas V SD pada Pendidikan Agama Katolik Tahun Pelajaran 2024/2025.
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) untuk meningkatkan meningkatkan aktivitas aktivitas belajar dan hasil belajar siswa V SD pada Pendidikan Agama Katolik Tahun Pelajaran 2024/2025.
    Hasil penelitian ini, diharapkan agarbisamenjadirefrensibagiguru SDdancalon guru memiliki pengetahuan tentang teori model pembelajaran kooperatif khususnya tipe Numbered Heads Together (NHT) yang merupakan salah satu bentuk inovasi pembelajaran sehinggadapat meningkatkan meningkatkan aktivitas aktivitas belajar dan hasil belajar siswa kelas V SD pada Pendidikan Agama Katolik Tahun Pelajaran 2024/2025.

    TINJAUANPUSTAKA
    Metode Pembelajaran Kooperatif (Cooverative Learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Komalasari,2013:62).Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pelajaran dengan cara siswa belajar dan kerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen (Rusman, 2013:202).
    Berdasarkan dari uraian diatas, pembelajaran kooperatif adalah strategi model pembelajran yang disiapkan, dirancang dan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar yang membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil dengan tujuan terbentuknya suasana belajar yang mengaktifkan siswa untuk lebih aktif dalam berintraksi baik secara individu maupun secara kelompok. Adapun untuk ciri-ciri pembelajaran kooperatif (Rusman, 2013:31) adalah:
    a) Setiap anggota memiliki peran masing- masing.
    b) Terjadi hubungan itraksi yang berlangsung diantara siswa.
    c) Setiap dari anggota kelompok bertanggung jawab atas cara belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya.
    d) Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok.
    e) Guruhanyaberintraksidengansetiap kelompok saat diperlukan.
    Menurut Siregar & Nara (2014:114) pengelompokan siswa adalah salah satu strategi yang dapat diterapkan dengan tujuan siswa dapat saling berbagi pendapat, berargumentasi dan mengembangkan berbagaialternativedalamupayakonstruksi pengetahuan. Ada tiga hal yang melandasi metode pembelajaran kooperatif, sebagai berikut:
    a) Team rewards, tim yang akan mendapatkan hadiah bila mereka mencapai kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
    b) Individual accountability, keberhasilan tim atau kelompok bergantung dari hasil belajar individual dari semua anggota tim atau kelompok. Pertanggung jawaban berpusat pada kegiatan tim dalam membantu belajar satu sama lain dan memastikan bahwa setiap anggota siap untuk kuis atau penilaian lainnya tanpa bantuan sekelompoknya.
    c) Equal opportunities for success, setiap siswa memberikan kontribusi kepada timnya dengan cara memperbaiki hasil belajarnya sendiri yang terdahulu. Kontribusi dari semua anggotakelompok dinilai.
    Adapun untuk prosedur atau langkah- langkah dalam pembelajaran kooperatif menurut Rusman (Rusman, 2013:212-213) pada perinsipnya terdiri atas tahap, yaitu sebagai berikut:
    a) Penjelasan materi Tahap ini merupakan penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebagai siswa belajar dalam kelompok.Tujuan utama dalam tahapan ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran.
    b) Belajar kelompok Tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
    c) Penilaian Penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes ataukuis,yang dilakukan secarai ndividu atau memberikan suatu penilaian kemampuan individu, sedangkan kelompok akan memberikan penilaian pada kemampuan kelompoknya, seperti yang dijelaskan oleh Sanjaya. “hasil ahir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompoknya”.
    d) Pengakuan tim. Pengakuan tim, adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi.
    Dalam pembelajaran kooperatif ada terdapat beberapa model-model pembelajaran yang lainnya meliputi Number Head Together (Kepala Bernomor), Skrip Kooperatif, Tim Siswa Kelompok Berprestasi, Berpikir Berpasangan Berbagi, Jigsaw, Melempar Bola Salju, tim TGT, Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis dan Dua Tinggal Dua Tamu (Komalasari, 2013:62-69). Dari beberapa model pembelajaran kooperatif yang telah disebutkan, peneliti lebih tertarik dan memilih menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) untuk meningkatkan aktivitas bertanya dan hasil
    belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi. Hamdani(2011:89) menjelaskan bahwa Number head together merupakan metode belajar dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak, guru memanggil dari siswa.

    Jadi number head together adalah suatu tehnik atau model pembelajaran dengan membagi siswa ke dalam kelompok- kelompok kecil dengan memberikan penomoran sesuai dengan jumlah anggota dari masing-masing kelompok. Model pembelajaran Number Head Together pada dasarnya menekankan siswa untuk saling berinteraksi satu sama lain, bekerja sama, danbelajarbertanggungjawabdalamtugas- tugas kelompok maupun individu.
    Menurut Aqib (2013:19) Adapun langkah-langkah untuk number head together (NHT), sebagai berikut:
    a) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
    b) Guru memberikan tugas dan masing- masing tugas kelompok mengerjakannya.
    c) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui jawabannya.
    d) Guru memanggilsalah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
    e) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
    f) Kesimpulan.

    Sedangkan Hamdani (2011:90) Adapun untuk kelebihan-kelebihan number head together (NHT) adalah:
    a) Setiap siswa menjadi siap semua dalam mengikuti peroses pembelajaran.
    b) Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
    c) Siswa yang pandai dapat mengajari teman anggotanya yang kurang pandai.

    Kemudian untuk kelemahan-kelemahan yang biasanya terlihat pada metode ini antara lain:

    a.Kemungkinan nomor yang dipanggil, akan dipanggil lagi oleh guru.
    d) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
    Selanjutnya mengenai konsep aktivitas belajar. Aktivitas belajar yaitu terjadi dalam suatu konteks perencanaan untuk mencapai suatu perubahan. Aktivitas belajar menggunakan seluruh potensi individu sehingga akan terjadi perubahan perilaku tertentu. Dalam pembelajaran, siswa perlu mendapatkan kesempatan untuk melakukan aktivitas. Seperti yang dikemukakan bahwa belajar adalah perubahan sebagai hasil intraksi yang disebut aktivitas belajar. Aktivitas yang termasuk belajar memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu terjadi secara sadar, bersifat fungsional, positif dan aktif, tidak bersifat sementara, bertujuan dan terarah serta mencakup seluruah aspek tingkah laku secara utuh. Menurut Rusman, dkk (2012:19) menjelaskan jenis-jenis aktifitas belajar sebagai berikut:
    a) Belajar Arti Kata adalah menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan. Seorang anak mengenal suatu kata belum tentu mengetahui arti kata tersebut.
    b) Belajar Kognitif yaitu bagaimana menghayati, mengorganisasi, dan mengulangi informasi tentang suatu masalah, peristiwa, objek serta upaya untuk menghadirkan kembali hal tersebut melalui tanggapan, gagasan, atau labang dalam bentuk kata-kata atau kalimat.
    c) Belajar Menghafal merupakan suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal melalui proses mental dan menyimpannya dalam ingatan, sehingga dapat di peroduksi kembali ke alam sadar ketika di perlakukan.
    d) Belajar Teoritis yaitu Menyusun kerangka pikiran yang menjelaskan penomena alam atau penomena sosial tertentu.
    e) Belajar Konsep adalah merumuskan melaluiprosesmental tentanglambang, benda, serta pristiwa denganmengamati ciri-cirinya.
    f) Belajar Kaidah adalah menghubungkan dua konsep atau lebih sehingga terbentuk suatu ketentuan yang mempresentasikan suatu keteraturan. Kaidah adalah suatu pegangan yang tidak dapat diubah-ubah dan merupakan representasi mental dari kenyataan hidup dan sangat berguna dalam mengatur kehidupan sehari-hari.
    g) Belajar Berpikir adalah kognitif yang dilakukan secara mental untuk memecahkan suatau masalah melalui proses yang abstrak.
    h) Belajar Estetis adalah proses pencipta melalui penghayatan yang berdasarkan pada nilai-nilai seni.
    Sedangkan mengenai konsep belajar, menurut Sudjana (2014:28) menjelaskan bahwa belajar mengajar merupakan suatu proses yang sudah tentu bisa mengembangkan dan menjawab beberapa persoalan yang begitu mendasar. Persoalan pertama yang berhubungan dengan tujuan proses pengajaran, dan persoalan kedua berhubungan dengan bahan pengajaran, persoalan ketiga berhubungan dengan metode dan alat yang digunakan dalam proses pengajaran, persoalan keempat berkenaan dengan penilaian dalam proses pembelajaran.
    Adapun keempat persoalan yang dimaksud ialah (tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian) yang menjadikomponen utama yang harus dipenuhi dalam proses belajar mengajar. Keempat komponen tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi saling mempengaruhi satu sama lain.
    Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2013:2). Belajar adalah kegiatan fisik atau badaniah. Untuk itu hasil yang dicapai adalah berupa perubahan-perubahan dalam fisik. Belajar dapat menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan (Azril, 2015:1).
    Menurut Kosasi dan Soetjipto (2011:66), dalam proses pembelajaran siswa, setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Harapan tesebut seringkali kandas dan bisa terwujud, sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar.

    Tujuan dalam peroses belajar mengajar merupakan komponen pertama yang harus ditetapkandalamprosespengajaran.Tujuan ini pada dasarnya merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki siswa setelah ia menyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar dalam peroses pengajaran.
    Berdasarkan dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa komponen peroses belajar mengajar tersebut saling mempengaruhi satu sama lainnya, sehingga keempat komponen mampu mengantarkan proses belajar yang seoptimal mungkin bagi siswa untuk meraih perubahan positif yang terangkum dalam tujuan pendidikan.
    Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa melalui penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar merupakan bagian dari evaluasi pembelajaran. Menurut Nasution (dalam Supardi, 2015: 2), keberhasilan belajar adalah perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukansaja perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga pengetahuan untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri individu yang belajar.
    Sudjana (dalam Majid, 2015:23) mengemukakan bahwa penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yangdinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar mengajar.
    Hasil belajar menurut Benyamin S. Bloon, cs (dalam Arifin, 2012:21-23) dapat dikelompokkan ke dalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Adapun rincian domain tersebut adalah sebagai berikut.
    a) Domain kognitif (cognitive domain). Domaininimencakupbeberapajenjang kemampuan, seperti: pengetahuan (knowledge), pemahaman
    (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis),sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation).
    b) Domainafektif (affectivedomain).Pada domainini mencakup beberapa jenjang kemampuan, seperti: kemamuan menerima (receiving), kemauan menanggapi/menjawab (responding), menilai (valuing), dan organisasi (organization).
    c) Domain psikomotor (psychomotor domain), yaitu kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan gerakan tubuh atau perbuatan (baik secara fisik maupun mental).

    Indikator hasil belajar yang dicapai siswa menurut Supardi (2015:5) ketika jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional minimal 75 dari jumlah instruksional yang harus dicapai. Artinya indikator hasil belajar yang dimaksudkan disini adalah pencapaian prestasi belajar yang dicapai siswa dengan kriteria atau nilai yang telah ditetapkan baik menggunakan penilaian acuan patokan maupun penilaian acuan norma.
    Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang diberikan dengan menghasilkan perubahan tingkah laku, keterampilan, dan pengetahuan yang pada prinsipnya individu yang belajarmemperoleh sesuatu yang baru, belajar untuk memperoleh sifat berbeda danbelajar untuk mengembangkan kebiasaan. Hasil belajar dapat dipengaruhi dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

    METODE PENELITIAN
    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut jenisnya penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Secara sederhana, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat didefenisikan sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh guru/calon guru yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi pembelajaran (Susilo Herawati, 2012:1).
    Penelitian Tindakan Kelas dikembangkan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan praktik pembelajaran secara berkesinambungan. Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan masalah, memperbaiki kondisi, mengembangkan dan meningkatkan mutu pembelajaran (Trianto, 2012: 18).

    Dalam pelaksanaannya Penelitian tindakan kelas (PTK) pada umumya terdiri dari empat langkah, yaitu: (1) Perencanaan atau planning, (2) tindakan atau acting, (3) pengamatan atau observing, dan (4) refleksi atau reflecting.
    Jenis Penelitian ini mempunyai tujuan utama untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang di alami siswa kelas V SD pada Pendidikan Agama Katolik Tahun Pelajaran 2024/2025. Oleh karena itu, untuk menyelesaikanpermasalan tersebut maka penelitimencobamenerapkanmodelpembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT). Penerapan tersebut dipilih dengan anggapan bahwa siswa akan lebih aktif mengikuti pembelajaran jika materi yang dipelajari langsung dikaitkan dengan kejadian nyata yang ada di sekitar lingkungan sekolah.
    Sesuai dengan penelitian tindakan kelas, kehadiran peneliti dan peran peneliti sangat penting di lapangan. Peneliti berperan sebagai perencana kegiatan, pengajar, pengamat, pelaksana, pengumpulan data, dan sebagai pelapor hasil penelitian.
    Subjek penelitian ini adalah siswa pada siswa kelas V SDI Gemo pada Pendidikan Agama Katolik Tahun Pelajaran 2024/2025 dengan kemampuan akademik berbeda-beda atau heterogen.
    Teknik pengumpulan data merupakan salah satu bagian penting dalam peroses penelitian. Sejauh mana data yang terkumpul dapat menggambarkan keadaan responden atau obyek yang diteliti.Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:
    a) Observasi. Observasi adalah dasarsemua ilmu pengetahuan (Sugiyono, 2014: 226). Defenisi observasi menurut pendapat Mortis (dalam Denzin & Lincoln, 2009: 523-524) adalah aktivitas mencatat suatu gejala dengan bantuan instrumen-instrumen dan merekamnya demi tujuan-tujuan ilmiah. Dalam pandangan psikologi, observasi bisa disebut pengamatan yang artinya cara mengamati, melihat suatu objek (Suryabrata, 2014:19).Tujuanobservasi adalah mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikasi dan interelasinya elemen- elemen tingkah laku manusia pada fenomena sosial serba kompleks dalam pola-pola kultur tertentu (Gunawan, 2015: 143). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang tingkah laku manusia yang tidak diungkapkan lewat kata-kata. Dalam hal ini, peneliti mengamati apa yang sedang terjadi. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenan dengan kecakapan bertindak siswa. Apabila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono. 2014:145).
    b) Tes. Tes merupakan kumpulan pertanyaan atau alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

    Adapun bentuk tes yang diberikan kepada siswa berupa tes yang obyektif. Jadi Tes dilakukan pada akhir pembahasan dengan menggunakan metode Cooperatif Learning type NumberHeadTogethergunamelakukan tes akhir untuk mengetahui seberapa besar aktivitas serta peningkatan prestasibelajarsiswasetelahmelakukan pembelajaran dengan penerapan metode Cooperatif Learning type Number Head Together.
    c) Dokumentasi. Gunawan (2015: 176) mendefinisikan dokumen sebagai catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari sesorang.Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunan metode observasi dan wawancara. Teknik pengumpulan data lainnya digunakan peneliti adalah dokumentasi. Dokumentasi digunakan peneliti untuk mendapatkan langsung data-data yang diperlukan dari sekolah.
    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
    a) Lembar Observasi. Secara garis besar observasi dapat dilihat dari dua pengertian yakni pengertian observasi secara sempit dan secara luas. Di mana secara sempit adalah pengamatan secara langsung terhadap apa yang diteliti. Sedangkan dalam arti luasadalah suatu observasi yang meliputi pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung terhadap obyek yang akan diteliti. Lembar observasi yang digunakan peneliti antara lain:

    1) Lembar observasi terlaksananya pembelajaran Number Head Together (NHT). Lembar kerja number head together adalahlembar observasi yang digunakan untuk melihat dan mengetahui guru dalam membawakan atau menyajikan materi Geografi dan untuk mengetahui langkah- langkahnya telah terlaksana sesuai dengan prosedur metode/model pembelajaran yang digunakan.
    2) Lembar observasi aktivitas bertanya siswa Lembar observasi aktivitas bertanya adalah lembar observasi yang digunakan peneliti untuk mengamati jumlah siswa siswi yang aktif bertanya, berpendapat dan menyanggah mengenai materi yang sedang berlangsung selama proses belajar mengajar di dalam kelas.
    b) Tes. Tes ini diberikan untukmemperoleh data tentang prestasi belajar siswa setiap siklus. Tes memuat tentang materi Geografi yang akan diberikan pada akhir siklus kemudian dianalisis secara kuantitatif.
    c) Pedoman Dokumentasi. Dokumentasi merupakan alat yang ditunjukkan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan, laporan kegiatan, foto-foto dokumentasi, dan data yang relevan dalam penelitian.


    Langkah-langkah pelaksanaan tindakan pada penelitian ini sebagai berikut:
    a) Guru atau peneliti membagi siswa kedalam kelompok, kemudian setiap siswadalamkelompokmendapatnomor yang berbeda.
    b) Guru memberikan tugas dan masing- masing kelompok mengerjakannya.
    c) Setiap kelompok mendiskusikan jawabannya yang benar danmemastikan setiap anggota kelompok dapatmengerjakannyaataumengetahui jawabannya.
    d) Guru memanggil salah satu nomor dari salah satu kelompok untuk melaporkan ataumempersentasikanhasilkerjasama kelompok.
    e) Kemudian guru menunjuk nomor yang lain untuk menyanggah dan bertanya.
    f) Guru dan siswa bersama-sama memberi kesimpulan.
    Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua aktivitas siswa, termasuk dengan siswa yang mengajukan pertanyaan, pendapat, menyanggah, menyimpulkan dan lain sebagainya selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakaukan dengan menggunakan lembar atau pedoman observasi penerapan model pembelajaran number head together dan aktivitas bertanya serta efek atau dampak penerapan model pembelajaran terhadap aktivitas bertanya dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (evaluasi hasil belajar), atau data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, dalam nengajukan suatu pertanyaan.

    Langkah-langkah pelaksanaan tindakan pada penelitian ini sebagai berikut:
    a) Guru atau peneliti membagi siswa kedalam kelompok, kemudian setiap siswadalamkelompokmendapatnomor yang berbeda.
    b) Guru memberikan tugas dan masing- masing kelompok mengerjakannya.
    c) Setiap kelompok mendiskusikan jawabannya yang benar danmemastikan setiap anggota kelompok dapatmengerjakannyaataumengetahui jawabannya.
    d) Guru memanggil salah satu nomor dari salah satu kelompokuntuk melaporkan ataumempersentasikanhasilkerjasama kelompok.
    e) Kemudian guru menunjuk nomor yang lain untuk menyanggah dan bertanya.
    f) Guru dan siswa bersama-sama memberi kesimpulan.

    Proses analisis data dan evaluasi. Data yang diperoleh melalui penelitian mempunyai kriteria tertentu, yaitu harus valid, reliabel dan obyektif (Sugiyono, 2015:1).
    a) Aktivitas Belajar Siswa
    Dalam menganalisis aktivitas belajar siswa, agar mengetahui adanya peningkatan atau tidak dalam hal ini peneliti menganalisisnya dengan menggunakan rumus 9Djamarah, 2005:104):
    ∑𝑋
    P = ( )x100%
    P
    Keterangan:
    P =Persentase aktivitas belajar
    ∑x= Jumlah skor aktivitas belajar siswa yang tercapai.

    Adapun untuk kriteria penskorannya sebagai berikut:
     Sekor 4 apabila ada 3 deskriptor yang nampak
     Sekor 3 apabila ada 2 deskriptor yang nampak
     Sekor 2 apabilaada 1 deskriptor yang nampak
     Sekor 1 apabila tidak ada descriptor yang nampak
    b) Adapun untuk kriteria penilaian yang dilihat sebagai acuan penelitian dalam mengambil kesimpulan dalam mengkategorikan aktivitas siswa dalam bertanya tergolong sangat aktif, aktif, atau kurang aktif.  


    No AktivitasBertanya Siswa (%) Keterangan
    1 75%-100% Sangat aktif
    2 50%-74,99% Aktif
    3 25%-49,99% Cukupaktif
    4 0%-24,99% Kurangaktif
    Sumber:Yoni(2012:175).
    c) Hasil belajar siswa
    1) Rata-rata hasil belajar Adapun untuk mencari dan mengetahui nilai rata- rata dari siswa, data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus:
    𝑋=∑𝑋
    N
    Keterangan:
    X =Nilai rata-rata
    ∑X = Jumlah dari seluruh sekor N = Banyak
    2) Ketuntasan Klasikal
    Ketuntasan klasikal bagi pandangan peneliti merupakan ketuntasan belajar siswa yang dilihat secara menyeluruh dalam kelas. Bagi peneliti dalam hal ini data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan rumus:
    𝑃
    KK= x100%
    N
    Keterangan:
    KK=Ketuntasan klasikal
    P=Banyaknya siswa yang memperoleh skor ≥70

    N= Banyaknya siswa yang mengikuti tes
    Ketuntasan klasikal belajar siswa bisa disimpulkan atau dikatakan mengalami peningkatan jika ketuntasan klasikalnya ialah mencapai ideal ≥85%dari jumlah siswa dalam kelas (Nurkencana, 2012:7).
    Hasil dari observasi aktivitas bertanya siswa dan hasil evaluasi pembelajaran dari setiap pertemuan dalam setiap siklus dikumpulkan serta dianalisis, dari hasil tersebut peneliti dapat merefleksikan diri dengan melihat data observasi, yaitu identifikasi kekurangan analisis sebab dan kekurangan akan menentukan perbaikan pada setiap siklus berikutnya. Denganbegitu peneliti dapat melihat serta mengambil tindakan dalam melakukan atau mengambil kesimpulan dari hasil refleksi. Dengan demikian tujuan peneliti dalam penerapan Number Head Together (NHT) untuk meningkatkan aktivitas bertanya dan hasil belajar siswa dapat tercapai dengan seoptimal mungkin.
    Refleksi dilaksanakan diakhir siklus,Pada tahap ini peneliti bersama guru mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diperoleh secara rinci dalam pemberian tindakan tiap siklus. Hasil ini dilakukan dengan melihat data dengan melihat data hasil evaluasi yang dicapai siswa. Hasil ini disesuaikan dengan hasil rata-rata kelasyang dicapai dalam memenuhi standar KKM ataudiatasnilaistandarnilaiKKMyaitu
    ≥70% pada siswa kelas V SDI Gemo pada Pendidikan Agama Katolik Tahun Pelajaran 2024/2025.
    Hasil observasi pada siswa kelas V SDI Gemo pada Pendidikan Agama KatolikTahun Pelajaran 2024/2025 ini, akan dianalisis dengan analisis deskriptif,indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah tercapainya persentasi ketuntasan belajar secara klasikal yang dapat ditunjukkan dengan perolehan mencapai 85% dari jumlah siswa yang mengikutiproses pembelajaran dengan memperoleh nilai ≥70%.


    HASILPENELITIAN

    1. Hasil Penelitian Siklus 1
    Hasil observasi di peroleh dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan, penelitimelakukanobservasiterhadapsikap perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung serta keterampilan guru dalam mengajar dan menggunakan model Number Head Together (NHT) siswa V SD pada Pendidikan Agama Katolik Tahun Pelajaran 2024/2025.
    Tabel4.1.HasilAktivitasSiswaSiklsusI
    No Kegiatan Skor
    1 Skor perolehan 20
    2 Skormaksimal 30
    3 Persentase 66,66%
    4 Katagori Baik
    Dari tabel (4.1) diatas, data hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Number Head Together (NHT) pada siklus I tergolong aktif di lihat dari sekor perolehan 20dan sekor maksimal30 dengan prsentase mencapai 66,66%. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Walaupun aktivitas belajar siswa perlu ditingkatkan lagi agarberdampak juga pada peningkatan hasil belajar Geografi.
    Hasil evaluasi di laksanakan pada tiap akhir siklus. Evaluasi di laksankan dalam bentuk soal isian. Data hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.
    Tabel 4.2 hasil evaluasi belajar siswa Siklus I
    No AnalisisHasilBelajarSiswa HasilBelajar
    1 JumlahSiswa 22
    2 NilaiTertinggi 80
    3 NilaiTerendah 60
    4 JumlahSiswaYangIkutTes 22
    5 JumlahSiswaYangTuntas 12
    6 JumlahSiswaYangTidak
    Tuntas 10
    7 JumlahNilai 1,525
    8 NilaiRata-Rata 69,32%
    9 JumlahSiswaYangTuntas
    SecaraKelasikal 54,54%
    10 KatagoriKetuntasan Tidak Tuntas
    Dari data tabel (4.2) siklus I dapat dilihat hasil belajar evaluasi siswa dengan jumlah Siswa yang ikut tes 22 orang, hanya 12 orang siswa yang dinyatakan tuntas dan yang tidak tuntas 10 orang dengan nilai rata-rata 69,36 dengan jumlah siswa yang tuntas secara kelasikal mencapai 54,54%. Hal ini disebabkan karena siswa belum memahami secara mendalam materi tersebut. Sementara ketuntasan siswa yang diharapkan mencapai 85%. Dengan begitu perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya.
    2. HasilPenelitianSiklus2
    Hasil observasi di peroleh dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan, penelitimelakukanobservasiterhadapsikap perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung serta keterampilan guru dalam mengajar dan menggunakan model Number Head Together (NHT) pada siswa kelas V SD pada Pendidikan Agama Katolik Tahun Pelajaran 2024/2025.
    Tabel4.3.HasilAktivitasSiswaSiklusII.
    No Kegiatan Skor
    1 Skorperolehan 27
    2 Skormaksimal 30
    3 Persentase 90%
    4 Katagori SangatBaik
    Dari table. (4.3) Diatas, data hasil observasi siswa bahwa nilai aktivitas selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match pada siklus IItergolong tinggi. Dimana pada saatmencapai nilai perolehan 27 dan sekor maksimal 30 dengan krekteria persentase mencapai 90% dengan krekteria sangakat aktif. Hal ini dapat membuktikan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus sebelumnya. Jadi kesimpulannya bahwa dengan menggunakan modelNumber Head Together (NHT) dapat meningkatkan akitivitas dan hasil belajar, maka sangat penting dalam proses pembelajaran menggunakan model Number Head Together (NHT)terebut.
    Hasil evaluasi di laksanakan pada tiap akhir siklus. Evaluasi dilaksan kan dalam

    Bentuk soalisian. Data hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.
    Tabel 4.4 hasil evaluasi belajar siswa Siklus I
    No AnalisisHasilBelajarSiswa HasilBelajar
    1 JumlahSiswa 22
    2 NilaiTertinggi 95
    3 NilaiTerendah 65
    4 JumlahSiswaYangIkutTes 22
    5 JumlahSiswaYangTuntas 20
    6 JumlahSiswaYangTidak
    Tuntas 2
    7 JumlahNilai 1,940
    8 NilaiRata-Rata 88,18%
    9 JumlahSiswaYangTuntas
    SecaraKelasikal 90,90%
    10 KatagoriKetuntasan Tuntas
    Dari data tabel (4.3) dapat di lihatbahwa hasil nilai siswa ada peningkatan bahwa nilai tertinggi mencapi 95 dengan nilai sangat baik dan nilai terendahmencapai 65 dengan kualifikasi cukup baik. Sedangkan pada jumlah nilai rata-rata siswa mencapai 88,18% dengan ketuntasan nilai klasikal mencapai 90,90% ini menandakan bahwa ketuntasan belajar siswa dikatagorikan sudah mencapai krekteria ketuntasan klasikal. Siswa dikatakan tuntas apabila lebih mencapai dari 85%. Meskipun ada bebrapa siswa yang yang belum tuntas secara individu penelitian ini dapat diberhentikan karena telah mencapai dari 85%. Dengan begitu tidak perlu diadakan perbaikan pada siklus selanjutnya.
    Dengandemikianberdasarkanpendapat peneliti ini bahwa menggunakan model Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolikisiswakelas VSDI Gemo Tahun Pelajaran 2020/2021.

    PENUTUP
    Dari pembahasan penelitian diatasdapatdiambilkesimpulanbahwapenerapan model kooperatif tipe Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas belajardan hasil belajar kelas V SDI Gemo pada Pendidikan Agama KatolikTahun Pelajaran 2024/2025.

    Dengan menggunakan model Number Head Together (NHT), siswa mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan aktif dalam pembelajaran belangsung. Hal ini dapat dilihat pada siklus I hasil dariobservasi aktivitas siswa yaitu 66,66% dengan rata-rata nilai siswa 69, 32 dan

    ketuntasan kelasikal sebesar 54,54%. Pada siklus II hasil observasi aktivitas siswa meningkat menjadi 90% dan rata-rata nilai sebesar 88,18 dengan ketuntasan nilai kelasikal yang berjumlah 90,90%.


    DAFTARPUSTAKA

    Arikunto, Suharsimi.2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PenerbitPT Rineka Cipta: Jakarta.

    Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Penerbit Bumi Aksara: Jakarta.
    Arikunto, Suharsimi.2017.ProsedurPenelitian SuatuPendekatanPraktek.PenerbitPT Rineka Cipta: Jakarta.
    Aqib,Zainal.2014.Model-Model,Media,dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Penerbit Yrama Widya: Bandung.

    Darmawan, Deni. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Penerbit PT Remaja Rosdakarya: Bandung.

    Djamarah.2005.Gurudan Anak Didi kDalam Interaksi dan PendekatanTyeoritis Psikologis. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta.

    Gunawan,Imam.2015.Metode Penelitian Kualitatif Teoridan Praktik. Penerbit PT Bumi Aksara: Jakarta.

    HamzahB.Uno.2012.Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Penerbit PT Bumi Aksara: Jakarta.

    Hamdani.2011. Strategi Belajar Mengajar. Disusun berdasarkan Kurikulum Terbaru Nasional Perguruan Tinggi Agama Islam.Penerbit CV Pustaka Setia: Bandung.
    Majid,Abdul.2014. Strategi Pembelajaran. Penerbit PT Remaja Rosdakarya:Bandung. Majid,Abdul.2015. Penilaian Autentik Proses Dan Hasil Belajar. Penerbit PT Remaja
    Rosda karya: Bandung.
    Mudjiono & Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Rineka Cipta:Jakarta. Moleong.2014.Metodologi Penelitian Kualitatif (EdisiRevisi).Penerbit PT Remaja
    Rosdakarya: Bandung.

    RusmanDkk.2011.Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi.
    Penerbit Raja Wali:Jakarta.

    Rusman.2013.Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (Edisi Kedua). Penerbit PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

    Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Penerbit PT RajaGravindo: Jakarta.
    Sani, Ridwan Abdullah.2013. Inovasi Pembelajaran. Penerbit Bumi Aksara: Jakarta.
    Siregar&Nara.2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Ghalia Indonesia: Bogor.

    Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta: Bandung.
    Sugiyono. 2015. Statistika Untuk Penelitian. Edisi Revisi. Penerbit Alfabeta: Bandung. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
    R&D. Penerbit Alfabeta: Bandung.

    Setyosari, H. Punaji. 2015. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Penerbit Prenadamedia Group: Jakarta.
    Sisdiknas. 2011. UURI Nomor 20Tahun 2003 Tentang Sisidiknas. Penerbit Citra Umbara: Bandung.

    Sukardi,2013.Metode penelitian pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. EdisiRevisi.
    Penerbit Bumi Aksara: Jakarta.

    Supardi. 2015. Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotor (Konsep Dan Aplikasi). Penerbit PT Raja Gravindo: Jakarta.

    Susilo,Herawati.2012. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru Dan Calon Guru. Penerbit Bayumedia Publishing: Malang.

    Trianto.2012. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Teori & Praktik. Penerbit Prestasi Pustaka Publisher: Jakarta.
    Undang-UndangDasar. 1945. Jurnal Undang-Undang Dasar 1945. Online. Diterbitkan Oleh Kementerian Dalam Negeri. Diakses pada bulan Juli 2016: Aimere.
    Yoni,dkk.2001.Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit UGM: Yogyakarta.

    Share to

    Related News

    MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR...

    by Agu 13 2025

    Oleh: ANGELA YULIANA MEO, S.Pd Guru SDK Ruto, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada   Abstrak Penelitia...

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGA...

    by Feb 17 2025

        Oleh: Damasius Yoseph Leko Loda. Guru SDI Aimere, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada  ...

    Unlikely Origins: The Humble Beginnings ...

    by Feb 07 2024

    Exploring the Tech-Savvy WondersThe delineation between digital and physical continues to blur, weav...

    The Best Productivity Tools for Remote W...

    by Feb 07 2024

    As the timeline of technology perpetually accelerates, 2023 emerges as a testament to human creativi...

    Everyday Tech: Ordinary Gadgets with Ext...

    by Feb 07 2024

    As the timeline of technology perpetually accelerates, 2023 emerges as a testament to human creativi...

    Minds Behind the Machines: Personal Stor...

    by Feb 07 2024

    As the timeline of technology perpetually accelerates, 2023 emerges as a testament to human creativi...

    No comments yet.

    Please write your comment.

    Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) must be filled.

    *

    *

    Other News

    Tangis yang Menjadi Rumah (Puisi: Yasrini)


    Aku pernah menjadi tamu yang diusir Bukan karena salah Melainkan karena dengki yang ingin berkuasa   Di dinding sempit itu Kutampung luka d...

    27 Mei 2025

    Next-Gen Consoles and Accessories for the Ultim...


    Exploring the Tech-Savvy WondersThe delineation between digital and physical continues to blur, weaving a fabric of reality that resonates with ...

    07 Feb 2024

    The Role of Big Data in Shaping the Businesses ...


    Exploring the Tech-Savvy WondersThe delineation between digital and physical continues to blur, weaving a fabric of reality that resonates with ...

    07 Feb 2024

    Satgas Yonif 122/TS Berikan Pelayanan Kesehatan...


    ZonaInspirasi.Com, Keerom – Mempererat tali silaturahmi dengan masyarakat Pos KM 76 Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 122/TS memberikan pelayanan...

    16 Mei 2024

    Wakasad Terima Laporan Kenaikan Pangkat 46 Pati...


    ZonaInspirasi.Com, Jakarta – Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI Tandyo Budi Revita menerima laporan korps kenaikan pang...

    16 Mei 2024
    back to top