Semilir angin gagu
Hanya gigil memandu
Tanpa sapa senyum rindu
Di jalan yang terbasuh
Hujan menderu-deru.
Ragu pada malam
Gelisah tak tentu arah
Mencabik asa kritis
Di sepasang mata krisis.
Ke mana langkah lagi usai
Dirimu menutup pintu kini
Mengatupkan jendela yang dulu
Jadi tempat mataku mengintai
Bak kucing menyergap
Tikus yang tangkas menerka.
Sudahi gulita yang remuk
Jantung berdebar lebih keras
Dari napas yang getas
Pulang di sepanjang aspal
Tengok diri dari pantul
Lampu jalan
Hanya kerangka tak berjiwa.
Yang coba bertahan di tengah
Bising kendara; ditelan asap
Dikutuk debu. Asu!
Jakarta, 13 April 2025
No comments yet.