Aku pernah menjadi tamu yang diusir
Bukan karena salah
Melainkan karena dengki yang ingin berkuasa
Di dinding sempit itu
Kutampung luka dalam diam
menyulam doa dari air mata yang jatuh satu per satu
Mereka tertawa
mengira aku hanya membisu
karena sedang menyampaikan nestapa
kepada Yang Maha Mendengar
Kini aku mengerti
fitnah tak akan bertahan
di tanah yang dipijak kejujuran
dan kebaikan mesti diinjak
akan tumbuh menjadi pohon yang menaungi dunia
Waktu berjalan
dan lihatlah kini
rumah yang dulu kuisi dengan air mata dan pengharapan
telah menjadi milikku
atas izin-Nya yang tak pernah lalai
Betapa indah rencana-Nya
air mataku menjadi saksi
bahwa kehinaan yang dipaksakan oleh manusia
tak pernah bisa melawan anugerah dari langit
Maka jika engkau hari ini disakiti
dikhianati oleh wajah-wajah ramah
jangan gentar
Tuhan tahu ke mana kebenaran akan pulang
dan suatu hari
tangismu pun akan berubah menjadi rumah
No comments yet.